Ya, Ya, Ya

18 Oct

Hari itu semakin dekat. Hari ulang tahun saya yang ke 23. Monster di kepala saya semakin gencar menyerang, bahkan rasanya setiap malam saya tidur ditemani gelisah karena monster-monster itu. Hal seperti ini selalu dan selalu saja terjadi di bulan Oktober. Saya menyebutnya sindrom pra ulang tahun karena begitu hari ulang tahun saya datang, sindrom ini pun menghilang tanpa jejak.

Iya, saya memang over sensitive, impulsif, dan drama queen. Sindrom seperti ini sepertinya hanya dialami oleh saya atau orang-orang yang sama sensitif, impulsif, dan dramanya seperti saya.

Anyway, tapi tahun ini saya memiliki kebanggan tersendiri. Sebuah prestasi yang sangat hebat (menurut saya) dan kalau ini adalah sebuah perlombaan, saya pasti akan memenangkannya, lalu memajang piala dan sertifikatnya di ruang tamu saya, sengaja agar semua orang bisa melihatnya.

Prestasi terbesar saya tahun ini adalah keberhasilan saya mengatasi sindrom pra ulang tahun saya dengan baik. Iya sih, saya masih suka cemas dan khawatir tidak jelas mengenai pencapaian yang ingin saya raih dalam hidup saya; saya juga masih suka gelisah ketika tertidur, tapi setidaknya saya menghadapi sindrom ini dengan cara yang jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini, dalam rangka berperang menghadapi sindrom pra ulang tahun, saya memutuskan untuk melakukan begitu banyak hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan di kepala saya. Tahun ini, saya melakukan sebuah langkah yang sangat sederhana, tapi ternyata memberikan efek yang sangat hebat untuk diri saya sendiri. Tahun ini, saya mengatakan ‘YA’ untuk banyak hal.

Mengatakan ‘ya’.

Sepertinya sudah lama sekali saya lupa bagaimana cara mengatakan ‘ya’ tanpa sebuah keterpaksaan. Menjadi seorang yang pemikir dan penuh pertimbangan membuat saya kesulitan mengatakan ‘ya’ akan segala tawaran atau pun tantangan yang datang pada saya. Di lain sisi, menjadi seorang dengan sifat ‘nggak-enakan’ juga membuat saya menjadi seseorang yang sering mengatakan ‘ya’ hanya atas dasar rasa tidak enak pada orang lain dan pada akhirnya saya melakukan sesuatu dengan terpaksa.

Tapi tahun ini berbeda. Saya mengatakan ‘ya’ karena saya memang menginginkannya, jadi segala hal yang saya lakukan dilandasi sebuah keikhlasan.

Hasilnya? Luar biasa!

Cukup dengan kata’ ya’ saya menemukan diri saya jatuh cinta pada begitu banyak hal yang baru dan semakin cinta pada hal-hal yang saya cintai sejak dahulu.

Saya semakin cinta pada bau kopi yang diseduh dengan air panas. Saya semakin cinta pada menulis. Saya semakin cinta pada membaca. Saya semakin cinta pada kegiatan bersosialisasi yang memungkinkan saya bertemu dengan begitu banyak orang baru yang keren-keren (setidaknya di mata saya). Saya semakin cinta pada bau tanah dan dedaunan yang basah karena hujan. Saya semakin cinta pada melihat hujan deras turun dari dalam ruangan yang membuat saya tetap kering dan hangat. Saya semakin cinta…

Ah akan terlalu banyak dan terlalu panjang untuk diceritakan.

Saya juga menemukan cinta baru saya.

Saya mulai jatuh cinta pada Homogenic dan Ndeesaster, para musisi Indonesia yang membuat saya kembali percaya bahwa meskipun jumlahnya tidak banyak, tapi masih ada musisi Indonesia yang memang berkualitas dan tidak bermusik sesuai trend. Saya mulai jatuh cinta teman-teman baru saya, teman-teman baru yang mengeluarkan aura dan energi positif untuk saya sehingga saya pun, sama halnya seperti mereka, terbawa positif. Saya mulai jatuh cinta pada ‘It Girl’, sebuah game baru di FB yang mencegah saya dari penyakit bosan akibat tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan. Saya mulai jatuh cinta pada kegiatan mencari gambar untuk disisipkan pada posting blog saya. Saya mulai jatuh cinta pada….

Ah, lagi-lagi akan terlalu banyak dan panjang jika harus saya sebutkan satu per satu.

Tapi di balik semua kecintaan saya akan hal baru dan semakin dalamnya cinta saya akan hal lama, satu hal yang paling saya syukuri dan akan saya jadikan hadiah terindah untuk diri saya sendiri di hari ulang tahun saya adalah: kecintaan saya akan hidup saya dan diri saya sendiri.

Terdengar narsis memang, tapi siapa lagi yang bisa mencintai hidup dan diri saya lebih baik dari saya sendiri?

Jadi, besok-besok, ketika saya kembali menjadi orang yang sinis dan kurang menyenangkan, tolong kembalikan cinta saya pada hal lama atau pertemukan saya dengan cinta baru saya cukup dengan mengingatkan saya untuk berkata ‘ya’.

P.S. Gambar diambil dari getty images

 

 

8 Responses to “Ya, Ya, Ya”

  1. mikow October 18, 2010 at 12:51 pm #

    mari kita rayakan di starbak epicentrum :))

    • senny October 18, 2010 at 5:53 pm #

      asiiiiikkk… datang kan? eh ntar aku mau nyumbang kaos ah buat BHI

  2. Agung Pushandaka October 18, 2010 at 12:53 pm #

    Semua yang bermula dari diri sendiri, cuma bisa diakhiri oleh diri sendiri juga. Saya percaya itu. Termasuk sindrom yang kamu alami di setiap bulan Oktober. 🙂

  3. andrysatrio October 18, 2010 at 1:19 pm #

    TERAKTIR!
    Tengkyu..

    • senny October 18, 2010 at 5:54 pm #

      aih kalo aku jalan sama kamu ntar kelihatannya kayak tante-tante jalan sama brondongnya loh :))

  4. Cahya October 18, 2010 at 1:35 pm #

    Jadi hidup seperti perlombaan yang membuat semuanya serba dipacu? He he…, bersiaplah untuk sindrom yang lebih menggila 😀 – tapi toh hidup masih bisa tetap dinikmati.

    *sambil nunggu undangan*

  5. hellgalicious October 19, 2010 at 11:40 am #

    atuh cintanya banyak bener

    ecie yang mau ultah
    siap siap traktiran dong
    haha

  6. volver October 19, 2010 at 2:44 pm #

    alhamdulillah uda mau ulang tahun ya?
    traktiran dong hehe

Leave a reply to senny Cancel reply