Saya selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi seorang tokoh dalam buku. Menjadi seseorang yang kehidupannya dibaca oleh begitu banyak orang. Menjadi seseorang yang memuaskan imajinasi para pembaca dan penulisnya. Menjadi seseorang yang kisah hidupnya diatur oleh orang lain, dimana saya tidak pernah bisa memilih kisah hidup saya sendiri dan itu berarti selalu ada kemungkinan saya harus mengalami kejadian yang tidak saya sukai dan justru kejadian yang saya sukai malah dihilangkan. Menjadi seseorang yang hidupnya tergantung dari mood penulisnya.
Runaway Dwayne. Beberapa hari yang lalu dia mengagetkan saya dengan account @pecintajendela nya yang menjadi follower saya. Saya sebenarnya tidak begitu tertarik dengan account fiksi dalam twitter, apalagi mengingat account twitter fiksi biasanya hanya dibuat secara impulsif dan seiring dengan berjalannya waktu akan menghilang begitu saja dari ranah twitter, tapi Dwayne berbeda.
Kehadirannya di twitter membuat pertanyaan saya akan bagaimana rasanya hidup dalam sebuah buku terjawab. Curhatannya yang akhir-akhir ini memenuhi timeline saya sama sekali tidak memberikan kesan depresif, tapi malah membuat saya penasaran akan ceritanya dan bukunya yang (katanya) akan segera rampung.
Runaway Dwayne, seorang tokoh dari sebuah buku yang akan rampung yang kabur ke realita dan bercerita di twitter ketika penulisnya sedang lengah mengingatkan saya bahwa sehebat apa pun manusia, tetap saja tidak akan mampu bertindak seperti Tuhan. Sebab, ketika seseorang menulis kisah hidup tokohnya dalam buku, mood penulis tersebut mempengaruhi apa yang terjadi, berbeda dengan Tuhan yang sama sekali tidak moody.
Hey, hari ini Jum’at dan ritual #followfriday saya kali ini akan saya persembahkan untuk @pecintajendela. Follow her and you won’t regret 🙂
P.S. Gambar diambil dari gettyimages
Recent Comments