Bicara Selingkuhan

30 Apr

Setiap kali membahas mengenai perselingkuhan, saya menjadi sangat peka. Sebuah pembicaraan singkat di Twitter yang dilanjutkan dengan diskusi panjang dengan seorang sahabat membawa saya pada analisa mengapa seorang perempuan bersedia untuk dijadikan selingkuhan.

Saya ingat, satu tahun yang lalu seorang teman menceritakan soal hubungannya dengan suami orang. Waktu saya terkejut dan mengingatkan padanya bahwa itu adalah sebuah perbuatan yang tidak sebaiknya dilakukan, teman saya berkata bahwa dia tahu itu salah, tapi dia sangat mencintai lelaki tersebut dan tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau dia harus mengakhiri hubungannya dengan lelaki tersebut. Saya hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Cinta memang bisa menghipnotis orang untuk melakukan apa pun. Teman saya itu salah satunya, seolah-olah belum cukup mengejutkan saya, teman saya pun lalu mengeluarkan kalimat pembelaan diri “I don’t kill people, Sen… An affair doesn’t kill people, it just hurt them”.

When we’re happy we just don’t care about how does it feels to other people. Tanpa harus bercerita pun saya bisa melihat bahwa teman saya ini sedang berbahagia. Aura kebahagiaan terpancar jelas dari wajahnya, aura kebahagiaan tersebut bahkan menyebar pada orang-orang di sekitarnya termasuk saya. Jatuh cinta dengan seseorang yang memiliki karakter seperti sosok lelaki yang menjadi idamannya membuat teman saya berbahagia, persoalan status lelaki tersebut lantas menjadi satu isu yang tidak penting di mata teman saya itu. “Yang penting gue bahagia, terserah deh orang mau kayak gimana,” begitu kata teman saya. Saya jadi berpikir, ketika seseorang bahagia, jangan-jangan orang tersebut memang memiliki kecenderungan untuk melupakan perasaan orang lain. Selama diri bahagia dan tidak tersakiti, untuk apa peduli perasaan orang lain? Suka atau tidak, egois memang sudah menjadi sifat dasar manusia.

Karena pada dasarnya, kebutuhan utama perempuan adalah keamanan. Tidak peduli apakah perempuan tersebut berasal dari kalangan menengah ke atas atau ke bawah, career woman atau family woman, mandiri atau manja, blablabla yadaa yadaaa, perempuan membutuhkan keamanan. Rasa aman untuk bisa membeli apa yang dibutuhkan dan diinginkan, rasa aman untuk memiliki rumah yang membuatnya merasa nyaman, rasa aman untuk memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi dalam keadaan apa pun, hingga rasa aman untuk memiliki seseorang yang akan tumbuh dan menjadi tua bersama. Beberapa perempuan rela melakukan apa saja demi rasa aman tersebut. Itulah kenapa ketika ada seorang laki-laki datang dan menawarkan rasa aman yang tidak bisa didapatkannya dari diri sendiri ย dan sosok lainnya, perempuan tersebut akan dengan senang hati menerimanya, meskipun konsekuensinya adalah menjadi selingkuhan.

We want what we can’t have. Kami, para perempuan, selalu menginginkan apa yang tidak bisa kami miliki. Kami terobsesi untuk memiliki apa yang tampaknya mustahil untuk dimiliki. Malah, dalam beberapa kasus, kami menginginkan sesuatu karena kami tahu bahwa kami tidak bisa memilikinya. Dalam kasus perselingkuhan, beberapa perempuan sebenarnya tahu bahwa lelaki tersebut sudah memiliki pasangan, akan tetapi hal tersebut tidak membuat keinginan untuk memiliki lelaki tersebut urung, malah membuat sang perempuan semakin menginginkannya. Makanya, ketika ada kesempatan untuk memiliki sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin, beberapa perempuan mengambil kesempatan tersebut.

Pada dasarnya perempuan memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Perempuan senang berada dalam sebuah kompetisi, sayangnya perempuan tidak senang jika harus kalah. Secara frontal, perempuan terobsesi untuk menang. Ada kepuasan tersendiri jika seorang perempuan berhasil memenangkan sesuatu, tidak peduli sekecil apa pun hal itu. Tanpa bermaksud untuk mengatakan bahwa perempuan yang menjadi selingkuhan adalah seorang pemenang, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ketika seseorang berhasil mendapatkan apa yang sebelumnya sudah menjadi milik orang lain, maka perasaan menang dan berhasil mengalahkan seseorang akan muncul ke permukaan.

Ketika perempuan mengidolakan perempuan lain, perempuan tersebut ingin menjadi seperti idolanya. Saya jadi ingat beberapa minggu yang lalu teman saya bercerita soal seorang sekretaris yang rela menjadi selingkuhan suami bosnya karena dia sangat terobsesi dan mengidolakan sosok bosnya tersebut. Untuknya, dapat memiliki lelaki yang sama seperti lelaki yang dimiliki oleh bos yang juga idolanya tersebut merupakan sebuah indikator dia telah mampu mengimbangi kualitas yang dimiliki idolanya itu.

We’re just daddy’s little girl. Beberapa perempuan menjadikan ayahnya sebagai role model. Berbeda dengan menjadikan perempuan sebagai role model, ketika seorang perempuan memiliki male role model, maka perempuan tersebut akan mencari sosok lelaki yang mirip dengan role model-nya tersebut. Karakter pengertian, perhatian, pekerja keras, baik hati, kebapakan, dan protektif ย yang biasanya dimiliki dalam diri seorang ayah menjadi karakter yang wajib dimiliki oleh lelaki yang akan menjadi pasangannya kelak. Tentu saja, tidak ada seorang pun yang dapat memerankan sosok seperti itu selain… seseorang yang sudah (atau pernah) berkeluarga.

Men are like wine, better by age, unfortunately they’re already taken or gay. Tidak seperti perempuan yang seolah-olah memiliki “masa kadaluarsa”, semakin tua seorang laki-laki, maka semakin dia terlihat lebih baik dan lebih menarik. Pengalaman mendewasakan dan meningkatkan kualitas seorang laki-laki. Sayangnya tidak semua perempuan memiliki cukup kesabaran untuk menjalani proses peningkatan kualitas dan kedewasaan bersama seorang lelaki. Beberapa perempuan menginginkan sosok lelaki yang berkualitas dengan cara yang instan, maka berhubungan dengan lelaki yang sudah beristri adalah sebuah pilihan terbaik.

Some people are love being a bitch. Saya jadi ingat seorang kenalan saya yang terobsesi untuk menyakiti orang lain. Setiap kali dia telah berbuat buruk pada orang lain, dia menceritakannya dengan bangga tanpa ada perasaan bersalah sedikit pun. Sakit. Awalnya saya kira sosok seperti ini hanya ada di sinetron-sinetron saja, tetapi ternyata di dunia nyata pun sosok seperti ini benar-benar hidup.

Pada akhirnya, apa pun alasan seorang perempuan bersedia menjadi selingkuhan, saya rasa dasar dari semua itu adalah kurangnya kemampuan untuk menahan diri dan berempati terhadap sesama. Tanpa bermaksud untuk menuduh perempuan-perempuan yang menjadi selingkuhan tidak memiliki rasa empati, akan tetapi bukankah jika seseorang memiliki rasa empati yang tinggi maka dia akan sadar bahwa diselingkuhi itu sakit sehingga dia tidak akan pernah mau menjadi pihak ketiga?

Ngomong-ngomong, uraian tersebut hanyalah asumsi saya. Jika ada yang ingin menambahkan atau berbeda pendapat boleh saja, selama masih menggunakan etika ketika mengemukakan pendapatnya.

30 Responses to “Bicara Selingkuhan”

  1. Cahya April 30, 2011 at 11:59 am #

    Bagaimana ya…, kisah seperti ini akan ada terus dari masa ke masa. Saya biasanya menutup mata saja, enggan ikut dalam urusan orang lain, orang toh sudah dewasa tidak perlu dicampur-campuri lagi urusan pribadinya.

    Kecuali jika kasusnya serius dan menyangkut “hajat hidup orang banyak”, maka kadang saya memaksa diri untuk ikut campur. Sisanya, ya sudahlah.

  2. enggar April 30, 2011 at 12:40 pm #

    Tulisannya bagus Sen. Memang setiap orang berhak bahagia, tidak ada yang melarang. Jatuh cinta juga tidak pernah salah. Tapi sebelum bertindak jauh ada baiknya mempertimbangkan perasaan orang lain. Ada cinta tentu ada luka. Dan dalam hidup kekecewaan dan luka itu yang menjadikan kita dewasa dalam bersikap dan bijaksana dalam betindak. Sebisa mungkin berusahalah untuk tidak mengejar kebahagiaan diri sendiri dengan menorehkan luka di hati orang lain.

    Semakin dewasa kita belajar bahwa tidak semua yang kita inginkan harus menjadi nyata. Bukan kanak-kanak lagi yang berpikir semua harus untuk aku ๐Ÿ™‚

    Mungkin terdengar klise, tapi seandainya aku yang mengalami ini, dengan sepenuh hati aku berdoa semoga Tuhan tidak meninggalkanku. Dan tentang sebuah cinta dan luka yang ditinggalkannya, biarlah aku yang menyimpannya sendiri ๐Ÿ™‚ #eaaa… serius pisan ๐Ÿ™‚ *jitak kepala sendiri* ๐Ÿ˜›

  3. akuiniobenk April 30, 2011 at 12:43 pm #

    tulisan yang bagus mas, enak dibaca dan mudah difahami. yang jelas tentu saja itu diceritakan berdasarkan kasus-kasus tertentu. namun banyak kasus yang judulnya sama namun bisa jadi memiliki jalan cerita dan alasan yang berbeda. mungkin kita bisa mendapatkan cerita dr sudut pandang yang lain dari tulisan lainnya dilain waktu.

    btw, apakah pernah mendapati temen laki2 yang curhat bahwa ia menyelingkuhi seorang wanita yang memiliki pasangan baik suami maupun pacar? kalo pernah mudah2an bisa dibagi juga seperti tulisan ini.

    saya sih ada cerita semacam ini baik si perempuan yang jadi selingkuhan (tentu yg alasannya jauh berbeda ya dg tulisan ini) juga ada laki2 yg menyelingkuhi wanita berpasangan. tapi kapan2lah saya tulis. saya belum mampu memaparkannya dalam suatu tulisan yang sebaik ini tanpa mengusik kepercayaan mereka telah berbagi dengan saya.

    pointnya kita semua pasti menyimpulkan perselingkuhan adalah kekeliruan.

    salam kenal ๐Ÿ™‚

    • senny April 30, 2011 at 12:51 pm #

      kasus yang dari sudut pandang laki-laki juga ada sih, cuma emang belum sempat dibahas panjang. Nanti kalau udah sempet ngebahas ditulis lagi deh ๐Ÿ™‚

      • akuiniobenk April 30, 2011 at 2:21 pm #

        kalo ada ditulis juga ada baiknya, bersebelahan dengan tulisan ini. jd biar yang baca bisa sama2 liat bahwa perselingkuhan bukan hanya milik pelaku wanita atau pelaku pria, namun kedua pelaku baik wanita dan pria ๐Ÿ™‚ thx udah share

    • chatoer May 1, 2011 at 1:58 pm #

      mas senny, kapan nih kita kopdar, jgn lupa kumisnya dicukur ya *ngakak* elo ganti kelamin sen?

  4. Sephia April 30, 2011 at 1:23 pm #

    Tulisan yg cukup bagus. Tapi smoga tdk menjadikanmu tertutup dari pendapat2 lain.
    Hubungan 2 manusia itu hanya terjadi jika dua-duanya menghendakinya. Meski seorang perempuan punya semua alasan utk jadi selingkuhan, tapi jika laki-lakinya tidak mau, perselingkuhan itu tidak akan terjadi. So, jangan hanya meletakkan kesalahan di pihak perempuan ah ๐Ÿ™‚

    • senny May 1, 2011 at 9:49 am #

      setuju! hubungan itu emang nggak akan terjadi kalau pihak-pihak yang terlibat tidak memberikan kesempatan. Posting ini sebenarnya bukan dibuat dengan tujuan meletakan kesalahan di pihak perempuan, cuma membahas kenapa seorang perempuan bersedia untuk menjadi selingkuhan. Di sini juga saya tidak berada dalam kapasitas menyatakan salah atau benar, cuma asumsi aja ๐Ÿ™‚

  5. tunsa April 30, 2011 at 2:07 pm #

    tak tau aku soal yg satu ini, hehe..
    nikah aja belum..hehe

  6. Asop May 1, 2011 at 1:20 pm #

    Kami laki-laki yang “benar” siap menjaga wanita. ๐Ÿ˜Ž

  7. chatoer May 1, 2011 at 1:56 pm #

    wkwkkwkwk si senny dibilang mas ama si obeng *ngakak

    *malah ngomentarin komen bukan isi postingan

  8. paibiopai May 1, 2011 at 6:19 pm #

    wih si asop dah deklarasi tu,, mantaf lah
    bener siy, berawal dari komitmen n visi.. cinta kalo berdasar fisik mah ga akan abadi, kalo berdasar agama, berdasar komitmen, berdasar tujuan, insyAllah pasti bisa jelas arahnya

  9. yos May 4, 2011 at 6:03 am #

    ngomongin postingan lo kali ini kok gue jadi inget cut mey-mey ya, dia memenag pemain sinetron, tapi kisah perselingkuhanya ada di dunia nyata jg, ๐Ÿ˜€
    ——————————————–
    sen twittermu apa sen? kita belum terkoneksi lho di twitter? :)) jangan lupa follow @yosbeda ya sen , hehehehe

  10. Triunt May 4, 2011 at 3:37 pm #

    Sifat suka berkompetisi sepertinya tidak hanya dimonopoli oleh cewek lho Sen.
    Itu adalah sifat2 orang2 tertentu termasuk ‘kita’ tanpa dibedakan gender.

    Saya lebih berfikir yg memutuskan untuk berselingkuh adalah yang tidak sadar resiko. Hmm resikonya besar lho ya selingkuh itu ๐Ÿ™‚

  11. mikow May 10, 2011 at 12:45 pm #

    mas saya kirim email ke …_ozone yah ๐Ÿ™‚

  12. AriPerwiraCom May 11, 2011 at 12:10 am #

    Bahaya juga ya ternyata? Brati yang udah gedhe2 itu malah jadi inceran yang muda2 dong *lingaklinguk

  13. Agung Pushandaka May 11, 2011 at 1:28 pm #

    Susah sih kalau yang dibahas adalah perasaan seseorang. Yang benar blum tentu jadi baik, sebaliknya yang salah bisa jadi terasa baik.

    ๐Ÿ˜›

  14. @helgaindra May 11, 2011 at 2:12 pm #

    wah kalo semua perempuan mengiyakan tawaran “rasa aman” dari seorang lelaki yang bukan pasangannya bisa-bisa banyak yang bakal selingkuh nih

  15. Zippy May 23, 2011 at 3:58 pm #

    Sebenarnya gak hanya cewek aja sih, cowok yang mau selingkuhin pacar / istri orang pun juga ikut bertanggung jawab ๐Ÿ˜€
    Tapi bagaimanapun juga, perselingkuhan emang gak baik.
    Kalo yang diselingkuhin Hape sih gak masalah ๐Ÿ˜€

  16. zulhaq August 28, 2011 at 2:32 pm #

    #DHEG banget bacanya!

  17. dewi December 13, 2011 at 9:43 am #

    Dari tulisan di atas mungkin teman wanita anda sedang bahagia.. tapi itu ga akan bertahan lama… hanya di awal kebahagiaan semu itu hadir, selebihnya hanya akan ada kesedihan, kekecewaan, dan air mata.. Jangan dikira menjadi selingkuhan itu tidak memiliki empati dan perasaan. Jika bisa memilih, tentunya mereka tidak tidak akan memilih jatuh cinta dengan pria/wanita yg sudah memiliki pasangan.

  18. EnJii January 14, 2012 at 1:00 pm #

    Tulisan yg bagus sen, Klo mnrut gw sih org2 yg suka selingkuh tu aga2 ga punya harga diri & ga higenis sih, ko pake ‘brang’ orang, breng2 makenya man! Weew,, msh mending pke ‘barang’ bekas. Yg penting punya sndiri. Pake bareng2?? Eew,, dimana letak kebanggaannya? Penyakitan yg ada.

    • senny January 26, 2012 at 6:09 am #

      Eh ini ga lagi ngomongin ‘barang’ loh

  19. Dhaagremondt Batryemptyolalaa May 8, 2012 at 12:33 pm #

    bukan hanya keran sifat kompetitif dari wanita..
    saya juga saat ini berposisi sebagai selingkuhan..
    memang kdengeran gag da harga diri n’ gag punya ati..
    tapi jangan kira saya seneng2 di atas penderitaan orang lain,
    saya skit ati tiep hari..
    tiep nlpon dia pasti “waiting” di lagi tlponan ma pcrnya..
    stelah itu dia langsung esemes blg “maafin mas ia yank, mas cuma mau adil..! mas harap kamu mau bertahan, mas syang dia tapi juga syang kamu..!!
    mas gag mau lepas kamu gitu aja..
    maafin mas yank” aku cuma bisa blg “ia mas gpp, lok uda slse esemes ia” ..!!
    bisa dibayangin gmana rasanya jadi sya..!!
    saya tau suatu saat dia mesti milih salah satu, dan kemungkinan untuk memilih selingkuhannya mungkin hanya 10% dari 100%nya..
    tapi ini hanya sebagai warna kehidupan cinta..!!

  20. Dwi October 28, 2013 at 11:14 am #

    Mungkin berselingkuh memang salah, tp kan byk faktor jg yg bikin pria selingkuh, bisa juga karena sikap pasangannya yg bikin pria itu muak.
    ya tergantung kasusnya lah..

    saat kamu jatuh cinta, yg bisa kamu lihat itu pribadinya, bukan kondisinya.
    kalau dia bisa memberi rasa aman, knp tidak?
    tp menjalin hubungan sperti itu tetap saja ada perasaan bersalah, akhirnya saya memutuskan hubungan dan membiarkan dia hidup dgn pasanganya dan skrg mau menikah..
    sdngkan saya mencoba move on dan menjalin hubungan yg lebih baik dgn pria yg lebih baik jg..

  21. alex November 12, 2013 at 9:53 am #

    ngak abis pikir banyak orang-orang sakit jiwa, mencari kepuasan dari hal yg emang sia-sia atau ilegal, ngak pernah merasa cukup… kenapa ngak jadi simple saja hidup itu? kenapa harus ambisius mengejar ‘angin’? ngak akan dapat juga toh…

  22. Mida December 26, 2013 at 4:50 pm #

    ga semua selingkuhan itu tersenyum diatas penderitaan orang lain. Bisa jadi wanita yang jadi selingkuhan itu merasakan sakit hati terus menerus dimana waktu untuk selingkuhan itu sangat terbatas, mau jalan harus sembunyi2, tidak boleh gandengan ditempat umum, kalau dihina istrinya pasti dia membela istrinya bukan selingkuhannya, sedangkan kita tidak bisa apa-apa karena sadar posisi kita hanyalah nomor dua yang pasti segala sesuatunya dinomor sekiankan.

  23. andi tenri hardiyanti January 1, 2014 at 8:45 pm #

    Reblogged this on a.t.h-mind.

  24. rahma January 28, 2014 at 2:18 pm #

    posisi jadi selingkuhan emang ga enak,
    senyum untuk sehari,
    sakit untuk berhari hari,
    tp yg membuat bertahan,cinta dan ketulusan.
    meski semua orang hanya bisa menyalah kan.

Leave a reply to Agung Pushandaka Cancel reply